Senin, 29 Desember 2014

HADITS TARBAWI



HADITS TARBAWI
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A.      Pendahuluan
Globalisasi dan pembangunan Iptek mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada berbagai bidang. Alat komunikasi yang tak mengenal jarak dan waktu semakin memudahkan manusia untuk terus melakukan interaksi dimanapun dan kapanpun. Begitu cepat perubahan dan perkembangan itu terjadi, hal ini menuntut manusia harus terus belajar dimanapun dan kapanpun. Pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
Pada dasarnya manusia dilahirkan kealam dunia ini dalam keadaan fitrah atau suci sesuai dengan hadist Rasululullah Saw, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Sejak anak dilahirkan ke alam dunia ini sesungguhnya adalah awal manusia mulai belajar, karena di dalam Islam dikatakan bahwa manusia itu belajar sejak ia dilahirkan sampai ia masuk kedalam liang lahat.

B.       Pembahasan
a.         Hadits dan Terjemah
أُطْلُبُوْا العِلْم مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَحْدِ
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”.

b.        Maksud Hadits
Hadits di atas merupakan dasar sebagai “long life education” atau pendidikan seumur hidup. Pendidikan sepanjang hayat dalam islam yang lebih utama ialah menuntut ilmu. Dari Hadist tersebut terlihat jelas bahwa menuntut ilmu adalah sebuah keharusan yang harus dituntut setiap individu sepanjang hayatnya dari sejak ia dalam buaian hingga ia meninggal. Baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun proses menuntut ilmu akan terus berlangsung dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup,salah satu fungsi sosial,sebagai bimbingan ,sebagai sarana pertumbuhan ,yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.transmisi baik dalam bentuk informasi, formal, maupun non formal.[1] Dengan ilmu manusia dapat lebih bijaksana dalam menjalani hidupnya dan dengan ilmu pula manusia ditinggikan derajatnya oleh Allah swt.
Belajar dapat dilakukan dari siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Belajar dari siapa saja maksudnya adalah sumber belajarnya bisa siapa saja tanpa dibatasi oleh gelar-gelar yang melekat pada seseorang. Belajar tidak harus dari seorang guru, dosen, atau ahli-ahli dan praktisis pendidikan sebagainya. Dari seorang petani, nelayan, tukang kayu, anggota keluarga, bahkan dari seorang adik kecil pun kita bisa belajar. Sumber belajar juga bukan berupa manusia saja, tetapi dari selain manusia juga banyak kita temukan sumber belajar . Misalnya dari makhluk hidup selain manusia (hewan, tumbuhan), dari benda-benda mati (buku, dsb), bahkan dari fenomena alam juga bisa menjadi sumber belajar untuk kita.
Belajar di mana saja, maksudnya adalah tempat berlangsungnya proses belajar kita bisa terjadi di mana saja. Tidak terbatas hanya di ruangan kelas dibawah naungan lembaga yang bernama sekolah. Tetapi bisa saja terjadi di mana saja selama ada sumber belajar yang bisa memberikan kita suatu pengetahuan dan pemahaman baru mengenai sesuatu. Belajar bisa terjadi di dalam ruangan maupun di alam terbuka. Belajar juga bisa melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Belajar di pendidikan formal artinya belajar melalui rangkaian pendidikan wajib yang dimulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tingkat tinggi yang biasanya di selenggarakan di sekolah. Sedangkan belajar pendidikan non formal itu yang bisa kita dapatkan dimana saja tanpa rangkaian jenjang pendidikan.
Belajar kapan saja, maksudnya adalah waktu yang kita gunakan untuk belajar tidak terbatas. Tidak hanya 6 jam aktif pelajaran yang diwajibkan di sekolah saja. Tetapi juga di luar jam-jam tersebut kita juga bisa melakukan proses belajar. Bahkan terkadang kita tidak sadar bahwa saat itu apa yang kita lakukan tersebut adalah proses belajar. Bisa dibilang bahwa setiap hari dan setiap waktu kita sedang dalam proses belajar. Karena banyak hal yang bisa kita pelajari di setiap waktu tersebut. Tidak heran bahwa ada pepatah yang mengatakan “Time is Money”, waktu itu sangat berharga.
Jadi kita harus senantiasa memanfaatkan waktu kita untuk belajar. Tidak hanya saat kita masih kecil, tetapi mulai dari usia anak-anak sampai akhir hayat kita. Tidak hanya belajar di sekolah, tetpi juga di luar sekolah. Belajar tidak hanya berlaku untuk pelajaran sekolah, tetapi untuk semua pengetahuan. Pengetahuan umum, pengetahuan untuk bersosialisasi dengan orang lain dan juga makhluk lain, pengetahuan untuk memperbaiki diri, pengetahuan untuk menjadi makhluk Allah SWT yang baik, pengetahuan untuk bertahan hidup di dunia, pengetahuan untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat, dan segala pengetahuan yang di dunia ini. Jadi hiduplah untuk belajar, dan belajarlah untuk hidup.

c.         Nilai Tarbawi
Adapun nilai-nilai tarbawi yang dapat di ambil dari hadits di atas antara lain:
a.       Pendidikan merupakan hak bagi siapa saja baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa maupun orang tua.
b.      Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup, karena pendidikan dapat diperoleh dari siapapun, di manapun dan kapanpun.
c.       Sabar dalam menuntut ilmu karena proses menuntut ilmu membutuhkan waktu yang lama.
d.      Pendidikan (ilmu) merupakan kebutuhan, karena pendidikan (ilmu) dapat menjadikan manusia lebih bijaksana dan dapat mengantarkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

d.        Hadis Pendukung
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)

مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

C.      Kesimpulan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi semua orang (education for all), baik itu laki-laki maupun perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).Rasulullah SAW bersabda:
أُطْلُبُوْا العِلْم مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَحْدِ
 Artinya :“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”

Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup. Pendidikan sepanjang hayat dalam islam yang lebih utama ialah menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Menuntut ilmu dapat diperoleh dari siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Dengan ilmu manusia dapat menjadi lebih bijaksana dalam hidupnya serta menjadi bekal menuju akhiratnya.

D.      Daftar Pustaka
Abuddin Nata. 1992. Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan.
Abudin Nata. 2011. MetodologiStudi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Athiyah al-Abrasy. 1990. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.





[1] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1995), hal .152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar