HADITS TARBAWI
“PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP”
A.
Pendahuluan
Globalisasi
dan pembangunan Iptek mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam
masyarakat pada berbagai bidang. Alat komunikasi yang tak mengenal jarak dan
waktu semakin memudahkan manusia untuk terus melakukan interaksi dimanapun dan
kapanpun. Begitu cepat perubahan dan perkembangan itu terjadi, hal ini menuntut
manusia harus terus belajar dimanapun dan kapanpun. Pendidikan di tuntut untuk
membantu individu agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang
hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup
adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan
peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan
kehidupan manusia.
Pada
dasarnya manusia dilahirkan kealam dunia ini dalam keadaan fitrah atau suci
sesuai dengan hadist Rasululullah Saw, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah maka kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani,
atau Majusi.” Sejak anak dilahirkan ke alam dunia ini sesungguhnya adalah awal
manusia mulai belajar, karena di dalam Islam dikatakan bahwa manusia itu
belajar sejak ia dilahirkan sampai ia masuk kedalam liang lahat.
B.
Pembahasan
a.
Hadits dan Terjemah
أُطْلُبُوْا العِلْم مِنَ الْمَهْدِ اِلَى
اللَحْدِ
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke
liang lahat”.
b.
Maksud Hadits
Hadits di atas merupakan dasar sebagai “long life education” atau
pendidikan seumur hidup. Pendidikan
sepanjang hayat dalam islam yang lebih utama ialah menuntut ilmu. Dari Hadist tersebut
terlihat jelas bahwa menuntut ilmu adalah sebuah keharusan yang harus dituntut
setiap individu sepanjang hayatnya dari sejak ia dalam buaian hingga ia meninggal. Baik itu
laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun proses
menuntut ilmu akan terus berlangsung dalam kehidupan manusia. Pendidikan
sebagai salah satu kebutuhan hidup,salah satu fungsi sosial,sebagai bimbingan
,sebagai sarana pertumbuhan ,yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk
disiplin hidup.transmisi baik dalam bentuk informasi, formal, maupun non formal.[1] Dengan ilmu manusia dapat lebih
bijaksana dalam menjalani hidupnya dan dengan ilmu pula manusia ditinggikan
derajatnya oleh Allah swt.
Belajar
dapat dilakukan dari siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Belajar dari
siapa saja maksudnya adalah sumber belajarnya bisa siapa saja tanpa dibatasi
oleh gelar-gelar yang melekat pada seseorang. Belajar tidak harus dari seorang
guru, dosen, atau ahli-ahli dan praktisis pendidikan sebagainya. Dari seorang
petani, nelayan, tukang kayu, anggota keluarga, bahkan dari seorang adik kecil
pun kita bisa belajar. Sumber belajar juga bukan berupa manusia saja, tetapi
dari selain manusia juga banyak kita temukan sumber belajar . Misalnya dari
makhluk hidup selain manusia (hewan, tumbuhan), dari benda-benda mati (buku,
dsb), bahkan dari fenomena alam juga bisa menjadi sumber belajar untuk kita.
Belajar di
mana saja, maksudnya adalah tempat berlangsungnya proses belajar kita bisa
terjadi di mana saja. Tidak terbatas hanya di ruangan kelas dibawah naungan
lembaga yang bernama sekolah. Tetapi bisa saja terjadi di mana saja selama ada
sumber belajar yang bisa memberikan kita suatu pengetahuan dan pemahaman baru
mengenai sesuatu. Belajar bisa terjadi di dalam ruangan maupun di alam terbuka.
Belajar juga bisa melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Belajar di pendidikan formal artinya belajar melalui rangkaian pendidikan wajib
yang dimulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tingkat tinggi yang
biasanya di selenggarakan di sekolah. Sedangkan belajar pendidikan non formal
itu yang bisa kita dapatkan dimana saja tanpa rangkaian jenjang pendidikan.
Belajar
kapan saja, maksudnya adalah waktu yang kita gunakan untuk belajar tidak
terbatas. Tidak hanya 6 jam aktif pelajaran yang diwajibkan di sekolah saja.
Tetapi juga di luar jam-jam tersebut kita juga bisa melakukan proses belajar.
Bahkan terkadang kita tidak sadar bahwa saat itu apa yang kita lakukan tersebut
adalah proses belajar. Bisa dibilang bahwa setiap hari dan setiap waktu kita
sedang dalam proses belajar. Karena banyak hal yang bisa kita pelajari di
setiap waktu tersebut. Tidak heran bahwa ada pepatah yang mengatakan “Time
is Money”, waktu itu sangat berharga.
Jadi kita
harus senantiasa memanfaatkan waktu kita untuk belajar. Tidak hanya saat kita
masih kecil, tetapi mulai dari usia anak-anak sampai akhir hayat kita. Tidak
hanya belajar di sekolah, tetpi juga di luar sekolah. Belajar tidak hanya
berlaku untuk pelajaran sekolah, tetapi untuk semua pengetahuan. Pengetahuan
umum, pengetahuan untuk bersosialisasi dengan orang lain dan juga makhluk lain,
pengetahuan untuk memperbaiki diri, pengetahuan untuk menjadi makhluk Allah SWT
yang baik, pengetahuan untuk bertahan hidup di dunia, pengetahuan untuk
mempersiapkan kehidupan di akhirat, dan segala pengetahuan yang di dunia ini.
Jadi hiduplah untuk belajar, dan belajarlah untuk hidup.
c.
Nilai Tarbawi
Adapun nilai-nilai tarbawi yang dapat di ambil dari
hadits di atas antara lain:
a. Pendidikan merupakan hak bagi siapa saja baik laki-laki, perempuan,
anak-anak, dewasa maupun orang tua.
b. Pendidikan
tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses yang berlangsung sepanjang hidup, karena pendidikan dapat diperoleh dari
siapapun, di manapun dan kapanpun.
c. Sabar dalam menuntut ilmu karena proses menuntut ilmu membutuhkan waktu
yang lama.
d. Pendidikan (ilmu) merupakan kebutuhan, karena pendidikan (ilmu) dapat
menjadikan manusia lebih bijaksana dan dapat mengantarkan kebahagiaan di dunia
maupun akhirat.
d.
Hadis Pendukung
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi
setiap muslim”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم،
من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan
menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R.
Tirmidzi)
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا
فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ،
وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat,
maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka
wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)
C. Kesimpulan
Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi semua orang (education for all),
baik itu laki-laki maupun perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long
life education).Rasulullah SAW bersabda:
أُطْلُبُوْا
العِلْم مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَحْدِ
Artinya :“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian
sampai liang lahat”
Hadits
tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan
seumur hidup. Pendidikan sepanjang hayat dalam islam yang lebih utama ialah
menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Menuntut ilmu dapat diperoleh dari siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
Dengan ilmu manusia dapat menjadi lebih bijaksana dalam hidupnya serta menjadi
bekal menuju akhiratnya.
D. Daftar Pustaka
Abuddin Nata. 1992. Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan.
Abudin Nata. 2011. MetodologiStudi Islam. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Athiyah
al-Abrasy. 1990. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.